JawaPos.com – Ketua MPR Bambang Soesatyo menyoroti uang lauk pauk prajurit TNI. Menurut dia, uang lauk pauk prajurit TNI layak dinaikkan dari Rp 60 ribu per hari menjadi Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.
“Bagaimana prajurit bisa bertugas dengan baik, jika uang lauk pauknya hanya Rp 60 ribu per hari. Saya yakin di bawah kepemimpinan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman, dibantu Pak Utut Adianto sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI bisa meyakinkan Komisi I dan Banggar untuk menyetujui usulan kenaikan uang lauk pauk bagi prajurit TNI,” ujar Bambang Soesatyo saat memberikan sambutan dalam Turnamen Catur Tingkat Internasional di Gedung AH Nasution, Markas TNI AD, Jakarta, Minggu (28/11).
Pembina PB PERCASI itu menyebut bahwa selama ini Jenderal Andika Perkasa sebelum menjadi panglima TNI sudah lama memperjuangkan uang lauk pauk bagi prajurit TNI.
Dia menjelaskan, bentuk kenaikan uang lauk pauk prajurit TNI yakni Rp 100 ribu untuk yang bertugas di Pulau Jawa dan Rp 150 ribu bagi yang bertugas di luar Pulau Jawa.
Pria yang biasa disapa Bamsoet itu menekankan bahwa kenaikan uang lauk pauk adalah sebagai bentuk apresiasi negara terhadap kinerja prajurit TNI, khususnya yang bertugas di wilayah perbatasan, terpencil, dan terluar.
Pembukaan Turnamen Catur Tingkat Internasional turut dihadiri Grand Master Utut Adianto yang merupakan ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB PERCASI) dan Utut Adianto. Selain itu, Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, dan Wakasad Letjen Bakti Agus Fadjari.
Hadiri Turnamen Catur Tingkat Internasional, Memperebutkan Piala KSAD
Mantan Ketua Komisi III DPR itu ini menyoroti olahraga catur. Menurut dia, di belahan dunia mana pun tumbuh kembang setiap cabang olahraga tidak semata dibangun sendiri oleh induk cabang olahraga. Melainkan harus ada keberpihakan, sinergi, dan kolaborasi dari segenap pemangku kepentingan.
Ada peran serta berbagai entitas kelembagaan serta berbagai elemen masyarakat, khususnya pecinta olahraga, yang berkontribusi penting dalam pengembangan dunia olahraga.
“Kita patut mengapresiasi TNI AD di bawah komando KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang telah menyelenggarakan turnamen catur internasional pada hari ini. Turnamen ini adalah manifestasi nyata kepedulian TNI AD terhadap kemajuan dan perkembangan cabang olahraga catur di tanah air. Kegiatan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai ajang penjaringan dan pembinaan atlet catur nasional,” jelas Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) itu menerangkan, dengan semangat yang sama, saat dirinya memimpin DPR dan MPR RI, kedua lembaga perwakilan rakyat tersebut juga telah menyelenggarakan turnamen catur nasional sebanyak tiga kali. Antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Bahkan salah satunya tercatat dalam rekor MURI (Museum Rekor Indonesia), sebagai penyelenggaraan Turnamen Catur dengan Peserta Master Terbanyak di Dunia.
“Apresiasi juga perlu dilakukan kepada PB Percasi selaku induk organisasi catur yang telah banyak melahirkan atlet-atlet catur berkualitas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Susanto Megaranto, Irene Kharisma Sukandar, Mohamad Ervan, dan Medina Warda Aulia, adalah sebagian dari atlet catur berprestasi yang telah mengharumkan nama bangsa di arena internasional,” terang Bamsoet.
Pembina PB PERCASI ini menilai, olahraga catur adalah olahraga yang mempunyai filofosi mendalam. Permainan catur mengajarkan, bahwa untuk mencapai tujuan dan meraih kemenangan, dibutuhkan pemikiran yang cermat, tindakan yang hati-hati dan terukur, serta strategi yang jitu dan terkoordinir. Harus dipaham, kapan harus bertahan, kapan harus menyerang. Filosofi ini sangat lekat dan familiar bagi TNI AD, selaku alat negara di bidang pertahanan dan keamanan.
“Catur melatih kita berkonsentrasi, berfikir logis dan kalkulatif, mengolah intuisi, pandai memanfaatkan peluang, dan cermat meramu strategi yang akurat untuk memecahkan masalah yang ada di depan mata. Karena catur adalah olahraga untuk mengasah otak dan melatih daya fikir, maka memajukan dan membudayakan olahraga catur, secara simbolis dapat dimaknai juga sebagai bagian dari membentuk generasi yang berfikir dalam kerangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi,” pungkas Bamsoet.