JawaPos.com – Program inovasi Jateng Gayeng Ndandani Omah Bareng Aplikasi Simperum (Jagani Omah Bareng Arum) mendapat perhatian nasional. Program ini merupakan cara Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memfasilitasi warga miskin untuk mendapat rumah yang layak.

Sebelumnya, Jagani Omah Bareng Arum menjadi satu dari top 10 inovasi pelayanan publik Jateng pada 2020 lalu. Untuk itu, Ganjar pun memamerkan program ini saat presentasi Kepala Daerah Terinovatif Kategori Provinsi dan Kabupaten. Acara itu merupakan kegiatan penghargaan tahunan yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bertajuk Innovative Government Award (IGA) 2021.

“Jateng gayeng ndandani omah bareng. Ini Jateng yang asyik yang membahagiakan ayo bersama-sama memperbaiki rumah yang tidak layak huni,” kata Ganjar yang mengikuti acara secara virtual, Selasa (23/11).

Sejak diluncurkan, program Jagani Omah Bareng Arum telah menyasar 125 desa yang tersebar di lima daerah. Yakni Brebes, Pemalang, Banjarnegara, Banyumas, dan Kebumen. Lima kabupaten itu masuk wilayah dengan kemiskinan ekstrem di Jateng.

“Sampai akhir tahun ini (target) kemiskinan ekstrem mesti nol, kita sudah punya roadmapnya,” tegas Ganjar.

Jagani Omah Bareng Arum ini menggunakan aplikasi Simperum atau Sistem Informasi Manajemen Perumahan. Aplikasi ini juga digunakan untuk akselerasi penanggulangan kemiskinan, yang terintegrasi dengan SIDesa atau Sistem Informasi Desa Jawa Tengah.

“Integrasi dilakukan untuk mempercepat koordinasi lintas sektoral, sehingga tercapai target penanganan kemiskinan,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut diungkapkan gubernur, Simperum membantu memudahkan verifikasi dari sasaran PKE dan memenuhi layanan dasar maysarakat miskin. Selain itu, inovasi ini bisa memberikan akurasi data rumah tak layak huni (RTLH) sampai 80 persen dan nihil duplikasi data sehingga lebih presisi dan akurat.

“Efisiensi waktu dari 7 hari menjadi 75 menit, efisiensi biaya karena paperless dan juga efisiensi SDM yang semula tiga orang kini bisa satu orang,” terang Ganjar.

Sejauh ini, inovasi aplikasi ini sudah ditiru beberapa provinsi dan daerah. Antara lain Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten Blora, dan Brebes. Ganjar menegaskan, pihaknya terus melakukan improvement agar aplikasi ini bisa lebih baik dari sekarang.

“Tapi niatan dari inovasi ini adalah bagaimana inovasi menyelesaikan persoalan yang ada di setiap sektor dan subsektor di jawa tengah,” ucap dia.

Program Jateng Gayeng Mbangun Omah  Bareng ini juga memfasilitasi pembangunan rumah warga miskin. Yakni lewat program Tuku Lemah Oleh Omah. Pemprov Jateng memfasilitasi pembelian tanah melalui kredit mikro BPR BKK  Jawa Tengah. Pemprov juga memfasilitasi pembentukan  kelompok masyarakat (pokmas) untuk penyiapan  pembangunan rumah. Selain itu juga memfasilitasi pembangunan rumah melalui bantuan sosial  stimulan rumah sederhana sehat.

Tujuan program ini mengurangi angka backlog rumah di  Provinsi Jawa Tengah dengan sasaran masyarakat miskin non-bankable yang tidak memiliki rumah. Program itu diwujudkan dalam bentuk bantuan sosial stimulan    pembangunan rumah bagi keluarga miskin yang belum memiliki rumah dengan tipe 36 sebagai syarat  luasan rumah layak huni.

Besaran bantuan senilai Rp 35 juta berupa struktur ruspin dan arsitektural. Pelaksanaan pembangunan rumah baru melalui program dilakukan di enam kabupaten/kota tahun ini. Meliputi Kabupaten Cilacap, Brebes, Kendal, Purbalingga, Jepara, dan Kota Magelang.