JawaPos.com- KH Miftachul Akhyar kembali terpilih sebagai Rais Aam PBNU periode 2021-2026 hasil muktamar ke-34 di Lampung. Penunjukan kiai asal Surabaya itu merupakan hasil musyawarah para anggota ahlul halli wal aqdi (AHWA) yang diumumkan pada Jumat (24/12) dini hari, pukul 00.15 WIB.
Kuputusan hasil musyawarah AHWA tersebut disampaikan Prof KH Zainal Abidin, salah seorang anggota AHWA terpilih asal Sulawesi Tengah. ‘’Alhamdulillah musyawarah dilakukan dengan penuh kekeluargaan, keadaban dan akhlakul karimah,’’ ujarnya di hadapan para peserta muktamar di Gedung Serba Guna Universitas Lampung (Unila).
Kendati demikian, ada pendapat atau usul agar Rais Aam periode lima tahun ke depan sebagai upaya fokus memasuki satu abad kedua tidak rangkap jabatan. Selain itu, jika dalam pemilihan ketua umum PBNU ada lebih dari satu calon, maka Rais Aam terpilih harus bersedia menerima semuanya.
Ketika syarat tersebut disampaikan kepada KH Miftachul Akhyar, kiai yang juga menjabat sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menjawab. ‘’Sami’na wa atho’na (mendengar dan mentaati, Red),’’ ungkapnya.
Karena musyawarah telah bersepakat, akhirnya AHWA pun mengakhiri pertemuan dengan tetap penuh kekeluargaan, keadaban dan akhlakul karimah. ‘’Mudah-mudahan hasil musyawarah AHWA ini membuat NU dalam memasuki satu abad kedua ini terus semakin baik lagi,’’ ujarnya.
Berdasar catatan Jawa Pos, dalam tradisi NU selama ini, sepanjang Rais Aam masih sehat maka kemungkinan besar masih akan terus diminta untuk menjabat lagi. Tradisi tersebut mulai sejak NU berdiri 1926 dan berlanjut hingga kini. Karena itu, meski anggota AHWA mendapat dukungan suara dari cabang maupun wilayah NU paling banyak, maka tetap akan menyerahkan posisi itu kepada Rais Aam petahana.
Dalam muktamar ke-34 kali ini, sidang pleno menetapkan hasil tabulasi sembilan anggota AHWA terpilih. Yakni, KH Dimyati Rais (503 suara), KH Mustofa Bisri (494 suara), KH Ma’ruf Amin (458 suara), KH Anwar Manshur (408 suara), TGH Turmudzi Badaruddin (403 suara), KH Miftachul Akhyar (395 suara), KH Nurul Huda Jazuli (385 suara), KH Ali Akbar Marbun (309 suara) dan KH Zainal Abidin (272 suara).
Sementara itu, setelah Rais Aam terpilih, sidang dilanjutkan untuk pemilihan suara calon ketua umum PBNU. Menjelang pemilihan, kendati sudah memasuki dini hari, suasana kampus Unila penuh dengan lautan manusia. Ribuan orang memadati salah satu PTN di Bandar Lampun tersebut. Jalanan di dalam kampus pun tersendat. Antrean kendaraan mengular. Parkir sampai di luar kampus hingga jalan raya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua kandidat yang berpeluang menjadi ketua umum PBNU periode 2021-2026 adalah Prof KH Said Aqil Siraj (petahana) dan KH Yahya Cholil Staquf (mantan katib Aam). Sejumlah kalangan menilai, melihat indikator laporan pertanggunjawaban (LPJ), besar kemungkinan Prof KH Said Aqil Siraj akan terpilih kembali.
Jika benar prediksi itu, maka kiai asal Cirebon itu menjabat ketua umum selama tiga periode. Sama dengan saat ketua tanfidziyah itu dijabat oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).