JawaPos.com – Petrokimia Gresik meraih penghargaan Propernas Emas (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Tingkat Nasional) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar kepada Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo dan disaksikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Jakarta, Selasa (28/12).

Dwi Satriyo menyampaikan, capaian ini merupakan buah kerja keras dalam membangun kelestarian lingkungan. Apresiasi ini akan memotivasi Petrokimia Gresik untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup. Klaimnya, kepedulian terhadap lingkungan telah menjadi instrumen penting bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing.

“Lima dekade usia Petrokimia Gresik akhirnya bisa meraih Propernas Emas. Ini membuktikan Petrokimia Gresik adalah perusahaan yang ingin terus maju” ujarnya.

Untuk sampai di titik ini, Dwi Satriyo mengaku butuh komitmen kuat dan konsisten dalam pengelolaan lingkungan dari seluruh elemen perusahaan. Seperti Petrokimia Gresik wajib mempertahankan Propernas Hijau dua kali berturut-turut sebelum mendapatkan Propernas Emas, yaitu pada 2019 dan 2020.

Lebih lanjut Dwi Satriyo mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 merupakan situasi yang tidak mudah untuk dihadapi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan industri. Apalagi, Petrokimia Gresik tetap melaksanakan penugasan untuk penyediaan pupuk nasional dan menjadi solusi agroindustri.

Propernas Emas yang didapat bersama 46 perusahaan lainnya melalui program Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi (Literasi) di Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. Program ini melahirkan inovasi sosial yang mampu menjawab beberapa masalah di lingkungan Desa Sumbersari melalui Bank Literasi. Program mendorong local hero untuk menciptakan program yang insklusif untuk kesejahteraan masyarakat Desa Sumbersari dan sekitarnya.

Melalui Program Literasi, lahirlah tabungan limbah ternak, produk media tanam, serta kemudahan membayar premi Asuransi Usaha Ternak Sapi dan Kerbau (AUTS/K) yang dapat melindungi usaha peternak. Limbah yang disetorkan kepada Bank Literasi ditukar dengan rupiah yang dapat digunakan untuk membayar premi asuransi.

Tomi Distianto, local hero dalam Program Literasi mengungkapkan bahwa dirinya dan masyarakat Sumbersari merasakan adanya perubahan yang signifikan sejak tahun pertama pembinaan hingga kini. “Dari peternak yang hanya tahu merumput setiap hari kini mengerti soal silase dan fermentasi, dari peternak yang menumpuk kotoran ternak dan hanya menjadi limbah kini berkembang produktif mengubahnya menjadi berkah.” ungkapnya.