JawaPos.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru terus mengalami penambahan, tercatat hingga Minggu (5/12) pukul 18.00 WIB terdapat 14 orang meninggal dunia. Sementara itu, terdapat 56 orang luka-luka akibat peristiwa erupsi Gunung Semeru.
Pelaksana tugas (Plt) Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari menyampaikan, 56 orang yang terdampak korban luka terdiri 35 orang luka berat dan 21 orang mengalami luka ringan. Mereka mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit di sekitar Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
“Korban luka berat di RS Dokter Haryoto 8 orang, RSUD Pasirian 16 orang, RS Bhayangkara 3 orang. Puskesmas Penanggal 8 orang, total 35. Luka ringan 21 orang, Sehingga korban luka 56 orang,” kata Muhari dalam konferensi pers, Minggu (5/12).
Muhari menjelaskan, terdapat penyesuaian data korban terdampak erupsi Gunung Semeru. Hal ini setelah pihak BNPB turun langsung ke lokasi terdampak bencana.
“Ini kurang dari rilis tadi siang yang 69 orang, yang 56 orang ini informasi langsung Kepala BNPB di lapangan,” ungkap Muhari.
Dalam melakukan upaya tanggap darurat bencana, Kepala BNPB Suharyanto langsung meninjau ke lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru, pada Minggu (5/12). Suharyanto langsung menggelar rapat koordinasi internal di Kantor Kecamatan Pasiran dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan jajaran pemerintah Kabupaten Lumajang.
Dalam arahannya, Suharyanto meminta seluruh kementerian dan lembaga terkait serta pemerintah daerah untuk secara efektif bahu membahu bersama melakukan penanganan darurat pasca erupsi Gunung Semeru, khususnya proses evakuasi korban terdampak dan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi.
“Perlu segera dibentuk Posko terpadu tanggap darurat bencana untuk memastikan konsolidasi data dan koordinasi giat pencarian, penyelamatan, evakuasi dan penanganan pengungsi dapat berjalan dengan baik,” tegas Suharyanto.