JawaPos.com – Salah satu agenda penting dari rangkaian Presidensi Indonesia dalam G20 digelar di Bali pada Kamis (9/12). Agenda bertajuk 1st Finance and Central Bank Deputies (FCBD) Meeting ini, diantaranya membahas exit policy atau kebijakan keluar dari dampak pandemi Covid-19.
Kegiatan FCBD Meeting G20 itu diantara dihadiri Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Selain itu juga dihadiri Menkeu India Nirmala Sitharaman dan Menkeu Italia Daniele Franco.
Sri Mulyani mengatakan, untuk menyusun strategi exit policy tersebut, meliputi aspek kebijakan fiskal, keuangan, dan moneter. Karena menurutnya, akibat adanya pandemi Covid-19, diambil sejumlah kebijakan dalam rangka menyikapi kondisi darurat.
“Ini sifatnya sementara. Cepat atau lambat, akan normalisasi ke inakan,” katanya.
Normalisasi kebijakan untuk keluar dari pandemi oleh negara-negara di dunia harus dirancang secara sinkron dan kohern. Sebab jika tidak, ketika negara maju melakukan normalisasi kebijakan moneter dan fiskal, bisa berimbas ke negara berkembang.
“Kita coba suatu suasana exit policy yang mendukung recovery,” kata Sri Mulyani.
Dalam kesempatan itu dia juga menyampaikan Covid-19 memengaruhi fundamental dan struktur sebuah negara. Akibatnya tidak semua sektor bisa cepat pulih dari dampak pandemi.
“Mana yang kena lebih dalam, kemudian dibantu supaya cepat pulih,” jelasnya. Selain itu produktivitas juga harus naik.
Kedua, covid-19 juga sangat memengaruhi fundamental dan struktur. Tidak semua sektor bisa cepat pulih. Mana yang kena lebih dalam kemudian dibantu cepat pulih. Ada yang cepat pulih asa yang butuh perhatian lebih. Produktifitas harus naik dan lainnya.
Kemudian soal fiskal, pemulihan dilakukan melalui kebijakan perpajakan dan perpajakan internasional yang simpel dan adil. Terutama di era digital saat ini, banyak perusahaan digital beroperasi lintas batas negara. Sehingga memunculkan tantangan dalam bidang International taxation.
Dalam kesempatan yang sama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan kegiatan FCBD Meeting G20 sangat penting bagi Indonesia. Isu ketersediaan vaksin Covid-19 serta cakupan vaksinasi di dunia turut dibahas dalam forum tersebut.
“Distribusi vaksin Covid-19 harus merata. Karena banyak negara berkembang belum mampu vaksinasi. (Kita bahas bersama-Red) Bagaimana mereka bisa mempercepat vaksinasi,” tuturnya.
Sesi meeting lainnya membahas tentang arsitektur finansial internasional. Kemudian soal sustainable finance, infrastructure Investment, financial sector regulation and Financial Inclusion. Di dalam agenda FCBD Meeting G20 juga digelar High Level Seminar bertema Recover Together Recover Stronger.