JawaPos.com – Menjelang berakhirnya tahun 2021, Satgas Covid-19 memberi beberapa catatan pengendalian Covid-19 selama setahun terakhir. Meski situasi sudah terkendali, masyarakat tetap diajak mengingat kembali refleksi perjuangan saat varian Delta mengganas di bulan Juni hingga Agustus yang sudah menelan ribuan nyawa.
“Kita berharap pengalaman selama setahun belakangan menjadi pembelajaran kedepan agar lebih antisipatif mencegah kemunculan kasus,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan virtual baru-baru ini.
Sepanjang tahun 2021, kata dia, berbagai peristiwa yang dinamis serta kebijakan yang adaptif ini diharapkan dapat menjadi refleksi dan penyemangat kita untuk tetap menjaga semangat dan konsistensi melawan Covid-19. Kilas balik tahun ini, setiap momen penting penanganan berfokus pada tiap aspeknya.
Pada Bulan Mei, ungkap Prof Wiku, untuk mempercepat laju vaksinasi, pemerintah juga bermitra dengan pihak swasta seperti sektor industri untuk menjadi penyelenggara vaksinasi atau melaksanakan vaksinasi gotong royong. Akhirnya di akhir tahun ini, Indonesia mampu mencapai target vaksinasi oleh WHO di mana 70 persen populasi telah divaksin dosis pertama dan 40 persen populasi telah divaksin dosis kedua.
“Dengan begitu, kondisi kasus terkendali saat ini adalah hasil pengendalian Covid-19 melalui berbagai modifikasi perilaku masyarakat. Serta kekebalan komunitas akibat vaksinasi maupun kekebalan akibat infeksi. Atas hasil saat ini, pemerintah berterimakasih kepada seluruh elemen masyarakat yang tidak kenal lelah ikut serta mencegah penularan Covid-19. Juga mengucapkan bela sungkawa kepada ribuan orang yang telah meninggal akibat Covid-19,” jelasnya.
“Semoga kita semua yang masih sehat dan bertahan dapat melanjutkan estafet perlawan kepada Covid-19,” lanjutnya.
Namun perlu diingat, kata dia, walaupun pemerintah telah mengagendakan rencana transisi Indonesia menuju endemi Covid-19 namun virus Covid-19 masih ada, di berbagai belahan dunia. Untuk itu Prof Wiku meminta perlu adanya perubahan perilaku masif bagi siapa saja yang belum menjalankan protokol kesehatan secara sempurna dan konsistensi.
“Bagi siapa saja yang sudah disiplin karena langkah tersebut dapat menjadi kunci pemutusan rantai penularan. Jangan lengah, tetap waspada,” tegas Prof Wiku.