JawaPos.com – Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah turun hingga 175.740 orang. Hal ini tak lepas dari berbagai program penurunan kemiskinan yang digeber Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, pada Maret 2021, jumlah penduduk miskin Jateng sebesar 4,11 juta orang atau 11,25 persen. Namun pada September 2021, jumlahnya menurun menjadi 3,93 juta orang atau 11,25 persen.

“Ada penurunan kemiskinan 175.740 orang,” kata Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Adhi Wiriana dalam rilis lndeks Kemiskinan dan Ketimpangan Pengeluaran Penduduk BPS Jateng 2021, Senin (17/1).

Jika dihitung sejak periode September 2020 hingga September 2021, angka penurunan kemiskinan menjadi lebih besar. Yakni dari 4,12 juta orang menjadi 3,93 juta orang. Mengalami penurunan 185.920 orang.

Sejalan dengan penurunan angka kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pun mengalami penurunan dari  6,48 persen pada Agustus 2020 menjadi 5,95 persen pada Agustus 2021.

Adhi mengatakan, penurunan kemiskinan dan pengangguran ini salah satunya karena beragam program bantuan dari pemerintah.

“Bantuan sosial dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat membantu penduduk di masa pandemi, terutama penduduk pada lapisan bawah,” papar Adhi.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Jateng juga menunjukkan tanda yang menggembirakan. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi naik 2,56 persen (year to year) selama triwulan III 2020 terhadap triwulan III 2021.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, Pemprov Jateng terus menggenjot penurunan kemiskinan. Terutama di lima daerah yang masuk kategori kemiskinan ekstrem. Yakni Banyumas, Banjarnegara, Kebumen, Pemalang dan Brebes.

Berbagai program pengentasan kemiskinan terus digeber. Dari pemerintah pusat, kata Ganjar, telah berjalan program bantuan sosial tunai sebesar Rp 300 ribu per bulan. Selain itu, Pemprov Jateng pun memberikan tambahan dengan berbagi program bantuan dari anggaran gotong royong.

“Inisiatif kita di daerah ada dari CSR dan Baznas. Kita juga punya program satu OPD satu desa miskin,” terang Ganjar.

Jateng juga punya beberapa program seperti pembangunan rumah sehat layak huni (RTSH), sambungan listrik gratis, dan jambanisasi. Kemudian, kegiatan yang bersifat empowering atau pemberdayaan.

“Dinas Koperasi UMKM Jateng ada pemberdayaan UMKM, Bank Jateng ada kredit lapak khusus ibu-ibu dengan bunga murah. Lalu di BP3AKB ada pemberdayaan wanita. Semua kita kerahkan untuk bergotong royong dalam upaya pengentasan kemiskinan,” pungkas Ganjar. (bay/ria)