JawaPos.com – Pascagempa magnitudo 6,1 yang mengguncang Pasaman Barat, Sumatera Barat, publik dihebohkan dengan beredarnya video 29 detik yang menunjukkan tanah berwarna kecoklatan bergerak dekat rumah warga. Sekilas, kejadian itu mirip bencana tanah longsor.

Namun ada juga yang menyebut jika itu adalah fenomena tanah bergerak atau pergerakan tanah. Saat ini, tim dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tengah dalam perjalanan untuk meninjau fenomena alam tersebut.

“Tim BMKG baru berangkat,” kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada JawaPos.com, Jumat (25/2).

Daryono tak meyakini, peristiwa alam tersebut merupakan likuefaksi. Tetapi berdasarkan info sementara yang diterimanya, diduga aliran tersebut merupakan bendungan jebol yang bercampur tanah.

“Info terakhir itu bendungan jebol membawa material tanah,” papar Daryono.

Gempa magnitudo 6,1 yang mengguncang Sumbar menelan korban jiwa. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyampaikan, korban meninggal dunia teridentifikasi 3 orang di Kabupaten Pasaman Barat dan 4 di Kabupaten Kabupaten Pasaman. Sedangkan total korban luka-luka mencapai 85 orang, dengan rincian luka berat 10 orang dan luka ringan 50 orang di Pasaman Barat, serta 25 orang di Pasaman.

“Data sementara mencatat total jumlah korban meninggal mencapai 7 orang pada pukul 16.30 WIB. BPBD Kabupaten Pasaman belum merinci kategori korban luka-luka yang dilaporkan ke Pusdalops BNPB,” ucap Muhari.

Gempa juga mengakibatkan warga harus mengungsi, sebanyak 5.000 warga mengungsi di 35 titik. BPBD melaporkan sebaran titik pengungsian di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman dan Kinali. Petugas di lapangan masih mendata warga yang mengungsi.

“Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, para personel organisasi maupun relawan dan warga masih memfokuskan pada pencarian, penyelamatan dan evakuasi serta pelayanan kepada warga terdampak,” ujar Muhari.

Pascagempa M6,1, Pusdalops BNPB menerima laporan kejadian dua gempa susulan yang cukup signifikan dengan M5,0 pada pukul 11.02 WIB dan gempa M5,1 pukul 11.06 WIB.

Merespons gempa tersebut, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto telah memerintahkan tim reaksi cepat (TRC) BNPB untuk melakukan kaji cepat situasi dan kebutuhan, serta memberikan pendampingan penanganan darurat di Sumatra Barat. Suharyanto dan jajarannya juga akan bertolak pada esok hari untuk meninjau lokasi terdampak dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk memastikan penanganan darurat berjalan efektif.