JawaPos.com – 280 juta dosis vaksin telah disuntikan kepada masyarakat. Capaian ini membawa Indonesia naik menjadi peringkat empat dunia dari sisi jumlah rakyat, yang telah mendapat suntikan vaksin. Saat ini tersisa lima provinsi lagi yang belum mencapai 70 persen dosis pertama.

Keberhasilan vaksinasi ini, sesuai amanat Presiden Joko Widodo dan dilakukan atas kerja sama berbagai pihak, tak terkecuali peran Badan Intelijen Negara (BIN).

“Jauh sebelum Covid-19, awal 2020 masuk ke Indonesia, BIN sudah mengamati fenomena ini sejak kasus di Wuhan. Salah satunya, penggunaan masker yang dilontarkan oleh BIN yang disampaikan pada Pemerintah,” ujar Deputi bidang Intelijen Luar Negeri BIN Mayjen TNI Agoes Joesni.

Agoes menekankan program vaksinasi sebagai perintah Presiden yang diselenggarakan BIN di seluruh Indonesia dilakukan mulai dari pemetaan di lapangan, membuat aplikasi untuk mendeteksi kedisiplinan menggunakan masker dan sebagainya

Salah satu kerja sama yang dilakukan oleh BIN dengan pihak luar negeri adalah berkolaborasi sesuai kemampuan yang mereka miliki, misal dalam hal pengadaan vaksin. Termasuk dengan rekanan yang ada di Indonesia, bekerja sama dengan Kemenlu.

“Prinsipnya, kita membutuhkan vaksin, mereka memproduksi, sesuai arahan Presiden kita membuka peluang kerja sama termasuk transfer teknologi,” ujarnya.

Namun, dalam praktiknya, pelaksanaan vaksinasi tak semulus yang dibayangkan. Beberapa hambatan dijumpai, seperti faktor psikologis misal ada rasa ketakutan pada sebagian masyarakat, lokasi yang sulit dijangkau padahal mereka bersedia divaksin.

Sementara itu Deputi bidang Intelijen Ekonomi BIN, Made Kartikajaya menjelaskan, BIN memiliki tim penanganan Covid-19. Termasuk bertugas menyediakan vaksin di seluruh Indonesia.

“Peran vaksinasi sangat vital bagi keberlangsungan kehidupan. Dampak pemberlakuan PSBB dan PPKM, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi. Dengan vaksinasi akan ada pergerakan masyarakat, maka ekonomi bisa pulih. Tercapainya program vaksinasi akan menjadi tolok ukur untuk memulihkan ekonomi nasional,” katanya.