JawaPos.com – Delapan pegawai Palaparing Timur Telematika (PTT) di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua harus meregang nyawa usai diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Atas perbuatannya, KKB mendapat kecaman dari banyak pihak.

Ketua Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif mengutuk pelaku penyerangan. Dia menilai tindakan penyerangan tersebut sangat keterlaluan lantaran menimbulkan korban jiwa dari masyarakat sipil.

“APJII mengutuk pelaku kerusuhan yang mengorbankan rakyat sipil dan mengganggu infrastruktur telekomunikasi,” kata Arif kepada wartawan, Jumat (4/3).

Menurut Arif, infrastruktur telekomunikasi bersifat netral dan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga tidak semestinya menjadi sasaran kerusuhan dan kekerasan atas nama apa pun.

“Kepentingan publik harus dikedepankan. Keamanan pembangunan infrastruktur telekomunikasi adalah tanggung jawab bersama. Jangan sampai ada korban lagi,” imbuh Arif.

Arif menyatakan belasungkawa kepada para korban dan keluarganya. Ia berharap keluarga korban mendapat keadilan dan perlindungan. Begitu juga kepada pekerja lain di wilayah pembangunan PTT Papua.

“Bagi APJII, mereka adalah pahlawan telekomunikasi karena telah berjuang untuk menghidupkan jaringan telekomunikasi yang memberi manfaat pada banyak masyarakat,” kata Arif.

Sebelumnya diberitakan, 8 karyawan PTT Papua tewas setelah diserang KKB pada Rabu (2/3). Mereka adalah pekerja sipil diserang saat tengah memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Aqsha Erlangga menjelaskan, peristiwa itu diketahui dari seorang karyawan PTT bernama Ali yang melaporkan via telepon bahwa telah terjadi penyerangan. Kedelapan korbameninggal berinisial B, R, BN, BT, J, E, S, dan PD.