JawaPos.com – Persoalan minyak goreng masih belum terselesaikan hingga hari ini. Permasalahannya pun tereskalasi dari harga mahal, berubah menjadi kelangkaan komoditas bahan pokok tersebut.
Anggota DPR RI Komisi VI DPR RI Nusron Wahid pun mengatakan bahwa situasi ini diibaratkan perang. Khususnya perang melawan oknum yang memainkan harga dan ketersediaan minyak goreng.
“Situasi ini perang, yang namanya perang sudah perlu mengeluarkan bom atom, itu pasti ada yang meninggal,” kata dia dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (17/3).
Jika situasi masih belum terkendali juga, dirinya meminta pemerintah, terutama Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi untuk mengambil langkah ekstrim, yakni memberhentikan ekspor minyak kelapa sawit (CPO). Hal ini guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. “Saya menduga kalau rakyat menjerit, bapak perlu ambil keputusan ekstrim, stop ekspor (CPO). Seperti batubara itu stabil karena ada bom dari Pak Jokowi,” tegas dia.
Terkait rekomendasi stop ekspor itu, Mendag Lutfi pun menjawab bahwa opsi itu ada. Langkah ini kemungkinan diambil sebagai opsi terakhir jika masalah minyak goreng ini menjadi tak terkendali.
“Kalau saya, opsi itu (stop ekspor) tidak pernah dihapus, opsi bahwa kalau memang keadaan mendesak kita musti suplai didalam negeri, opsi untuk melarang itu (ekspor) selalu ada untuk kepentingan RI,” jawabnya. (*)