JawaPos.com – Pemerintah menerapkan syarat wajib vaksin Covid-19 booster bagi pelaku perjalanan mudik agar melindungi keluarga di kampung halaman. Jika belum booster, maka pemudik wajib menunjukkan bukti tes PCR dan antigen negatif serta harus vaksin dua dosis. Ahli mendukung langkah ini di tengah penyebaran varian Omicron dan subvarian Omicron saat ini.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, booster memang terbukti efektif. Bicara era Omicron yang menular dengan cepat, booster penting sekali.

“Nah, tapi sekali lagi bukan hanya booster, menerapkan protokol kesehatan 5M menjadi sangat penting. Pemerintah tingkatkan surveilans juga penting,” ungkapnya kepada JawaPos.com, Kamis (24/3).

Bicara Lebaran, kata dia, target pemerintah mengejar cakupan vaksin booster tentu sangat baik. Tujuannya untuk melindungi para pemudik dari tertular gejala Covid-19 berat.

“Setidaknya cakupan booster dikejar 25 persen saja dari total populasi bisa dicapai sebelum Lebaran bagus banget. Terutama dikejar untuk kelompok rawan seperti lansia,” ungkapnya.

Selain booster, bagaimana caranya melindungi lansia saat mudik? Tentu menurut Dicky, lansia harus dilengkapi dengan perlindungan ganda.

“Pertama harus dipahami lansia masuk kategori berisiko tinggi untuk terpapar, opsi untuk mudik harus sangat kuat. Lansia harus sudah booster, harus tak dalam kondisi sakit. Kalau punya hipertensi dan diabetes, harus terkendali,” katanya.

Lalu menurut Dicky sebaiknya lansia saat mudik disarankan memakai kendaraan pribadi yang paling aman. Dan sebaiknya si lansia dan orang di sekitarnya saat bertemu harus tes antigen minimal.

“Bicara perlindungan lansia ini, harus dari orang-orang di sekitarnya, mereka harus booster dan dua dosis. Ketika bertemu keluarga, lebih baik antigen, penting sekali. Kalau memang dia didatangi dikunjungi ke tempat asalnya, kampungnya, aktivitas lansia juga tetap dibatasi,” tegasnya.