JawaPos.com–Siklon tropis Charlotte terus menjauhi wilayah Indonesia. Namun, dampak tidak langsung berupa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat.

”Hujan intensitas sedang–lebat yang dapat disertai angin kencang di beberapa wilayah provinsi. Yakni Banten, Jawa Barat, Jawa tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat,” kata Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto seperti dilansir dari Antara di Jakarta, Senin (21/3).

Guswanto menjelaskan, selain hujan intensitas sedang hingga lebat, dampak tidak langsung dalam 24 jam ke depan berupa angin kencang. Itu berpotensi terjadi di Lampung bagian selatan, Selat Sunda Banten, DKI Jakarta, dan perairan selatan Jawa.

”Tinggi gelombang laut 1,25–2,5 meter berpotensi terjadi di Laut Jawa, perairan selatan Pulau Lombok hingga Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, serta Samudra Hindia selatan NTT,” terang Guswanto.

Sedangkan tinggi gelombang 2,5 hingga 4 meter, lanjut dia, berpotensi terjadi di perairan selatan Pulau Jawa hingga Pulau Bali dan Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB. Selain itu, perlu diwaspadai potensi gelombang alun atau swell penyebab banjir pesisir di wilayah perairan selatan Jawa serta Bali-Lombok-Pulau Sumbawa.

Dia menjelaskan, siklon tropis Charlotte merupakan sistem siklon tropis yang terbentuk dari sistem bibit siklon 93S sejak Kamis (17/3). Mulai terbentuk di sekitar Nusa Tenggara Timur.

”Siklon Tropis Charlotte mulai terbentuk di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa Timur, tepatnya di 14.6LS dan 112.3BT dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 40 knots (75 km/jam) dan tekanan udara minimum di pusatnya sekitar 996 hPa,” terang Guswanto.

Dia menambahkan, mengingat lokasi pertumbuhan Siklon Tropis Charlotte sudah berada di wilayah tanggung jawab Australia, sistem penamaannya dirilis TCWC Australia.

Selain Siklon tropis Charlotte, menurut Guswanto, BMKG juga memantau adanya bibit siklon tropis 91B di Laut Andaman sebelah utara Aceh, tepatnya di 12.1 LU dan 94.9 BT dengan kecepatan angin maksimum sekitar 30 knots (54 km/jam) dan tekanan udara minimum di pusatnya sekitar 998.9 hPa dengan pergerakan sistemnya ke arah utara.

”Dampak tidak langsung dalam 24 jam ke depan dari keberadaan bibit siklon tropis 91B terhadap kondisi cuaca di Indonesia adalah hujan intensitas sedang–lebat yang dapat disertai angin kencang di beberapa wilayah di Provinsi Aceh,” tutur Guswanto.

Tinggi Gelombang 1.25 – 2.5 meter atau moderate berpotensi terjadi di perairan barat Aceh hingga Kepulauan Nias, dan perairan utara Pulau Sabang. Sedangkan tinggi gelombang 2,5–4,0 meter (Rough Sea) berpotensi di Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Aceh hingga Nias serta gelombang alun penyebab banjir pesisir di wilayah Samudra Hindia barat Aceh hingga Pulau Nias.