JawaPos.com – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menilai pembelajaran tatap muka (PTM) saat ini menjadi solusi terbaik setelah dua tahun para peserta didik belajar di rumah. Awal tahun 2022 ini, sekolah-sekolah sudah menerapkan PTM secara penuh dengan protokol kesehatan.
“Saya rasa PTM adalah solusi terbaik untuk saat ini. Kita sudah hampir memasuki dua tahun belajar di rumah dan dampak learning lossnya luar biasa bagi anak. Kemampuan literasi anak SD kelas 1 Indonesia tertinggal 6 bulan dan numerasi setara tertinggal 5 bulan belajar,” ungkap dia dalam keterangannya, Kamis (6/1).
Menurut politisi Partai Golkar itu, suka tidak suka, PTM adalah satu-satunya jalan untuk mengatasi ketertinggalan semua itu. Ia mengimbau, pemerintah daerah (pemda), sekolah, para penyelenggara pendidikan, orang tua, sampai murid harus memahami kebijakan PTM ini.
Prokes pun jadi keniscayaan untuk terus dijaga konsistensinya selama PTM. Dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri pada 21 Desember 2021, terdapat beberapa persyaratan dan kelengkapan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan PTM.
“Untuk daerah dengan PPKM Level 1-2, apapun tingkat vaksinasinya tetap diwajibkan PTM dan yang dibedakan hanya kapasitas kelas serta jam ajarnya,” tuturnya.
Sedangkan untuk daerah dengan PPKM level 3, jika tingkat vaksinasi guru dan tenaga kependidikannya di bawah 40 persen, maka daerah tersebut wajib pembelajaran jarak jauh (PJJ) penuh. Untuk diketahui, tidak ada sanksi yang dikenakan apabila ada pelanggaran pelaksanaan.
“SKB 4 Menteri tak memuat sanksi apapun atas pelanggaran kebijakan PTM ini,” tandas dia.