JawaPos.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyampaikan, dalam pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral (FMCBG) pada rangkaian Presidensi G20 Indonesia, terdapat perbedaan pandangan antar masing-masing negara.
“Ini pertemuan G20 finance track dalam konteks ini ada hal yang disepakati di G20 sebelumnya, tapi juga diharapkan ada kemajuan yang bisa dicapai. Dalam konteks ini ada perbedaan harapan dan bagaimana kita menjembataninya,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (18/2).
Sri Mulyani mengaku, dalam pertemuan tersebut salah satunya menyinggung konflik geopolitik global antara Rusia dan Ukraina terhadap upaya pemulihan ekonomi global. Namun, Indonesia sebagai tuan rumah harus mampu menengahi dan mendudukkan aspek geopolitik ini, agar tidak melemahkan upaya pemulihan ekonomi yang sedang berjalan dan tidak merata.
“Yang dibahas semua itu, pertama terkait geopolitik ukraina. Terkait suasana geopolitik akan memengaruhi prospek perekonomian dunia. Untuk dapat merumuskan kata ini membutuhkan waktu karena ada beberapa negara ada tensi,” tuturnya.
Menurutnya, Indonesia selaku tuan rumah yang dipercaya dalam pagelaran Presidensi G20 tahun ini harus terus mampu memimpin, dalam menyatukan setiap perbedaan pandangan. Hal tersebut membutuhkan upaya yang keras dan tidak mudah.
“Karena bridging the gap dari suatu isu butuh waktu diskusi dari masing-masing negara. Bagaimana dengan concern dari masing-masing mereka, dan masukan kerangka bahwa ada good will dari semua pihak,” pungkasnya.