JawaPos.com – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku heran saat melihat ibu-ibu saling berebutan membeli minyak goreng pada beberapa waktu belakangan ini. Padahal ada alternatif cara memasak selain menggoreng.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Partai Ummat Juju Purwantoro mengatakan yang dilakukan oleh Megawati hanyalah ingin membela pemerintah yang tidak mampu mengatasi kelangkaan minyak goreng.

“Megawati sebenarnya mencoba membela rezim, dengan dalih menyuruh rakyat memasak tidak memakai minyak goreng,” ujar Juju kepada JawaPos.com, Sabtu (19/3).

Oleh sebab itu, Juju mengaku aneh karena distorsi harga minyak sawit dunia saat ini sedang melambung, jika dibandingkan atau hanya dijual di pasar domestik.

Bahkan menurut Juju, Menteri Perdagangan M Lutfi juga binggung menghadapi kelangkaan minyak goreng di pasar dan melambung harganya.

“Yang akhirnya menyatakan melepas harga minyak goreng sesuai harga pasaran. Faktanya, harga minyak goreng malah melangit dan lebih mencekik rakyat, harga eceran tertinggi (HET),” katanya.

Menurut Juju, mengacu Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 tahun 2022 yang berlaku 1 Februari lalu, pemerintah menetapkan HET minyak goreng kemasan sederhana Rp 13.500 per liter dan kemasan premium Rp 14.000 per liter. Namun baru seumur jagung, saat ini HET tersebut telah dicabut, dan harga pasar menjadi Rp 48.000 – Rp 50.000 per 2 liter.

“Peran pemerintah dalam mengatur dan mengontrol HET dan distribusi minyak goreng, faktanya jebol juga,” ungkapnya.

Dia menuturkan, Megawati seharusnya membantu mencarikan solusi terhadap rakyat dengan tetap berusaha mempertahankan HET yang lama. Tentunya pihak DPR juga harus berperan menghadapi kelangkaan komoditi minyak goreng tersebut.

“Faktanya Indonesia adalah sebagai negara pengekspor minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Sungguh memprihatinkan rakyat dipertontonkan dimana-mana harus antre beli minyak goreng, seperti menghadapi kelangkaan pangan era Orde Lama,” tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku prihatin dengan polemik minyak goreng yang terjadi beberapa waktu belakangan.

Diketahui, harga minyak goreng tengah melambung tinggi. Selain itu, keberadaannya pun sempat langka di pasaran, sehingga membuat masyarakat yang ingin mendapatkannya terpaksa harus antre berjam-jam.

“Sampai saya kalau sekarang kita melihat, hebohnya minyak goreng ini. Saya sampai ngelus dada,” kata Megawati.

Meski begitu, Presiden RI ke-5 ini mengaku, tak begitu mempersoalkan tentang kelangkaan maupun tingginya harga salah satu komoditas sembako itu. Ia justru lebih menyoroti beragamnya upaya yang dilakukan ibu-ibu untuk mendapatkannya.

Padahal menurut Megawati, terdapat beragam alternatif memasak yang bisa dilakukan oleh ibu selain dengan mengandalkan minyak goreng. Seperti memasak dengan cara merebus.

“Saya sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu apakah hanya menggoreng kok sampai begitu rebutannya? Apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus, atau seperti rujak, apa nggak ada? Itu menu Indonesia juga lho. Lha kok sampai njelimet gitu,” ujar Mega.